Sumbawa Besar, 24 November 2021.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumbawa bersama KOMPAK hari selasa lalu mengadakaan lokakarya penguatan sistem informasi desa di kabupaten Sumbawa.
Lokakarya berlangsung selama 2 ( dua ) hari yaitu tanggal 23 hingga 24 November 2021. Bertempat di Aula Madilaoe Lantai III Kantor Bupati Sumbawa. Acara dibuka oleh Assiten Bupati Sumbawa Bagian Pemerintahan, Varian Bintoro, S.Sos, M.Si. Dan ditutup oleh Kepala Dinas DPMD, S.Sos, M.SE. Kegiatan ini dihadiri oleh rencananya 40 Operator SID di Kabupaten Sumbawa. Diantaranya, 9 Operator dari kecamatan Utan, 11 Operator dari Kecamatan Plampang, 2 Orang Operator dari Kecamatan Moyo Hulu, 3 Orang dari Kecamatan Ropang, 1 Orang dari Kecamatan Lopok, 1 Orang Operator dari Kecamatan Unter Iwis, 2 Orang dari Kecamatan Lunyuk, 1 Orang dari Kecamatan Lenangguar, 1 Orang dari Kecamatan Simu, 1 Orang dari Kecamatan Labangka, 2 Orang dari Kecamatan Buer, 2 Orang dari kecamatan Alas, dan 4 Orang Operator dari kecamatan Batulanteh.
Selama 2 (dua) hari lokakarya, mereka dibimbing oleh tenaga-tenaga pelatih dan fasilitator dari Dinas PMD, Agus Bondan, Dinas Kominfotiksandi, Erwin Mardinata, dan Praktisi SID Desa Binaan Kompak, L Didi Taufikulhadi.
Kegiatan lokakarya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan bagi operator-operator SID di kabupaten Sumbawa. Setelah kegiatan ini diharapkan desa mampu memanfaatkan SID di desa masing-masing. salah satu manfaat penggunaan aplikasi SID adalah kualitas pelayanan bisa lebih ditingkatkan, dan kemudahan pengelolaan informasi di tingkat desa. Tentu saja itu hanya dua dari beberapa keunggulan lainnya dari pemanfaatan aplikasi ini.
Ada banyak versi dari aplikasi SID. aplikasi yang digunakan pada lokakarya ini adalah aplikasi yang bertajuk Opensid. Versi opensource dari aplikasi sejenis yang dikeluarkan oleh lembaga CRI (Combine Resource Institution). Hingga artikel ini dikeluarkan Opensid yang terbaru adalah versi 21.11.
Sementara dari segi aksesnya ada dua jenis aplikasi yaitu versi offline dan online. bedanya, versi offline bisa digunakan tanpa terhubung dengan internet. sedangkan versi harus menggunakan koneksi internet karena aplikasi tersebut bukan di laptop atau komputer kantor, tetapi diinstalkan di server hosting yang ada di internet.
sejak dikenalkan beberapa tahun yang lalu oleh KOMPAK, DPMD dan Diskomfotiksandi Sumbawa, ada banyak halangan dan rintangan dalam pengembangan SID pada prakteknya. Diantaranya yang paling utama adalah Sumber Daya Manusia yang minim. semuanya berakar pada minimnya dukungan penganggaran dari Pemerintahan Desa.
Untuk lebih meningkatkan dukungan Pemerintahan Desa, perlu adanya sosialisasi pada tingkat pembuat kebijakan di desa, agar mereka lebih paham tentang manfaat dan peran SID bagi desa mereka.
Kalau boleh saya simpulkan dengan kalimat yang sederhana, Desa akan berlomba-lomba mengggunakan SID jika mereka mengetahui besarnya manfaat yang akan mereka dapatkan.